Muncul Gerakan Kotak Kosong, PKS Solo Ngotot Bentuk Koalisi Lawan Gibran

Muncul Gerakan Kotak Kosong, PKS Solo Ngotot Bentuk Koalisi Lawan Gibran

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Jumat, 07 Agu 2020 13:26 WIB
Gibran Rakabuming dan Teguh kompak berkemeja menunggangi banteng
Foto: Gibran Rakabuming dan Teguh Prakosa (Bayu Ardi/detikcom)
Solo -

Gerakan kotak kosong mulai muncul di Solo untuk melawan dominasi Gibran Rakabuming Raka yang didukung hampir seluruh partai politik. Melihat hal tersebut, PKS yang tak masuk gerbong pendukung Gibran, memilih terus berupaya membentuk poros baru.

Ketua DPD PKS Solo, Abdul Ghofar enggan berpikir ke arah kotak kosong. Dia meyakini peluang membentuk poros baru masih terbuka.

"Kita tidak akan berbicara kotak kosong, karena itu akan mengganggu konsentrasi kita. Kami masih fokus membentuk koalisi dengan partai lain," kata Abdul Ghofar saat dihubungi detikcom, Jumat (7/8/2020).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PKS saat ini merupakan satu-satunya partai di DPRD Solo yang menolak mendukung Gibran. Untuk membentuk koalisi, mereka masih membutuhkan minimal dua partai lain. Untuk diketahui, PKS punya 5 kursi di DPRD Solo.

Ghofar mengatakan masih terus berkomunikasi dengan partai lain. Mereka juga telah meminta DPP PKS agar turut melakukan lobi ke partai lain.

ADVERTISEMENT

"Saya kira partai di tingkat kota sebetulnya masih cukup cair, tetapi kendalanya ada di pusat. Makanya kami koordinasikan dengan DPP akan melakukan lobi tingkat atas," ujarnya.

Saat ini Gibran yang diusung PDIP sudah mendapatkan dukungan resmi dari Gerindra. Sementara partai lain, Golkar, PAN dan PSI mengaku akan segera menyerahkan dukungan secara resmi.

"Menurut saya, sebelum pendaftaran tanggal 4-6 September, semua masih bisa terjadi," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Pilkada Solo 2020 berpotensi hanya memunculkan calon tunggal, yakni pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa yang diusung PDIP. Sejumlah aktivis kota muncul siap bergerak untuk mengampanyekan kotak kosong.

Dukungan untuk kotak kosong salah satunya datang dari aktivis budaya Kota Solo, Zen Zulkarnaen. Menurutnya, kemunculan sosok calon tunggal adalah bukti sistem demokrasi yang tidak berfungsi.

(ams/mbr)