Unduh Aplikasi QuBisa
15 point

Young Milenial Program - Budaya Kerja di Perusahaan Start-up - Part 1

5.3k views · 16 December, 2021

Share
Yulita Astriani Putri, S.Psi.

Yulita Astriani Putri, S.Psi.

Pada era digital, semakin banyak perusahaan start-up yang muncul dan berkembang di Indonesia menemani perusahaan konvensional yang lebih dahulu hadir. Satu hal yang paling mencolok dari budaya kerja di perusahaan start-up atau rintisan ini adalah ritme kerjanya yang cepat dan membutuhkan pola pikir lincah.

Ini membuat sumber daya manusia atau karyawan yang terlibat dalam perusahaan start-up harus memiliki growth mindset atau pemikiran yang selalu ingin berkembang, mental agility atau kemampuan menyerap segala sesuatu secara cepat, dan mampu melakukan kerja sama tim. Kreativitas, proaktif, dan inovasi adalah tiga fokus utama yang harus dimiliki oleh perusahaan start-up agar dapat terus bertahan dan keberadaannya makin kompetitif.

Dalam periode tertentu setiap karyawan di perusahaan startt-up juga akan dinilai kinerjanya. Hal ini agar sesuai dengan standar perusahaan dan dapat dilakukan perbaikan jika ada kesalahan. Dalam perusahaan rintisan tentu saja terdapat satu tujuan yang menjadi target yang harus dicapai.

Oleh karena itu, setiap karyawan perlu memaksimalkan potensinya agar dapat berkontribusi dalam mencapai tujuan tersebut. Penilaian performa seorang karyawan bukan hanya dilihat dari hasil namun juga proses dalam menyelesaikan pekerjaannya. Performa atau kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang atau suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.

Terdapat beberapa hal yang menjadi indikator penilaian performa karyawan. Mulai dari pengetahuan yang dimiliki, ketepatan waktu, kualitas pekerjaan, kecepatan menyelesaikan pekerjaan sesuai standar mutu produktivitas, pengetahuan teknis tentang pekerjaan, kemandirian dalam menyelesaikan pekerjaan, kemampuan menyesuaikan diri dalam menunjang visi misi perusahaan, kerjasama dan komunikasi terhadap rekan kerja dan atasan, kemampuan menyampaikan pendapat atau ide, kemampuan dalam mengatur pekerjaan, kepemimpinan dan memotivasi rekan kerja, kemampuan untuk mengembangkan diri hingga disiplin ilmu.

Beberapa indikator performa atau kinerja karyawan di atas dapat dimasukkan dalam menyusun program penilaian kinerja karyawan. Anda dapat memberikan nilai dalam bentuk persentase ataupun angka yang sesuai dengan perusahaan.

Bagaimana Mewujudkan Budaya Kerja yang Baik?

Budaya kerja di perusahaan tentunya harus disepakati dan diterapkan oleh semua yang berada pada perusahaan tersebut. Budaya kerja yang baik akan memicu untuk lebih semangat menyelesaikan pekerjaan. Karyawan akan lebih mudah mengetahui apa yang diharapkan satu sama lain. 

Meskipun pekerjaan sedang menumpuk maka roda perputaran kerja akan tetap lancar. Hal ini karena masing-masing sudah mengetahui bagiannya. Komunikasi yang baik ditambah dengan kenyamanan dalam berkomunikasi dapat memperlancar pekerjaan. Pekerjaan akan menjadi lebih mudah dengan mengikuti budaya yang baik di kantor. 

Lalu, bagaimana cara untuk mendeteksi budaya kerja di perusahaan? Bisa dengan bertanya kepada karyawan lain atau pimpinan. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan!

Perhatikan kebersihan lingkungan tempat kerja

Dengan memperhatikan kebersihan lingkungan tempat kerja, Anda termasuk karyawan yang peduli pada kenyamanan diri sendiri dan sesama. 

Perhatikan pemakaian fasilitas penunjang di kantor

Perhatikan juga bagaimana pemakaian fasilitas penunjang yang ada di kantor. Misalnya kantin atau poliklinik apakah benar-benar dimanfaatkan sebaik mungkin oleh karyawan. 

Cara berinteraksi antar karyawan dan pimpinan secara umum

Penting untuk memperhatikan keterbukaan keakraban antara pimpinan dan karyawan serta antar karyawan. Dengan adanya sikap kekeluargaan maka termasuk budaya kerja yang baik.

Itulah beberapa kunci sukses perusahaan yang perlu Anda perhatikan. Performa karyawan yang baik dan juga budaya kerja merupakan dua hal yang menunjang satu sama lain. Jika keduanya terpenuhi dengan baik maka perusahaan dapat berjalan lancar menuju kesuksesan. Semoga informasi ini dapat bermanfaat.

Dalam video microlearning ini, Yulita Astriani Putri membagikan pengalamannya ketika bekerja di salah satu perusahaan start-up Indonesia yang sudah berada pada tingkatan unicorn. Apa perbedaan bekerja di perusahaan konvensional dan start-up? Bagaimana cara Yulita menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja barunya? Semuanya diceritakan secara detail dalam video microlearning berikut ini.

Sobat QuBisa, simak juga kursus online gratis dan kursus online berbayar biaya terjangkau lainnya dengan tema pengembangan karir dalam perusahaan rintisan di platform belajar online QuBisa:

0Comments

no profile