Bawang Putih Impor China Masuk 91 Ribu Ton, Terus Bertambah

News - Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 May 2020 10:58
Gegara Virus Corona, Bawang Putih Meroket Naik. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Gegara Virus Corona, Bawang Putih Meroket Naik. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) mencatat selama 2,5 bulan terakhir sudah masuk 91.000 ton bawang putih impor asal China, dan jumlahnya akan bertambah. Importir yakin dengan makin bertambahnya impor yang masuk maka harga bawang putih bisa jinak.

"Bahwa total bawang putih konsumsi yang sudah terkirim dari China ke Indonesia terhitung sejak awal Maret sampai dengan 16 Mei 2020 sudah mencapai 91.000 Ton. Jumlah ini masih akan terus bertambah hingga tanggal 31 Mei, sehingga ketersediaan bawang putih hingga pasca Lebaran pun tetap terjamin," kata Ketua Umum Pusbarindo Valentino dalam pernyataannya, Senin (18/5).

Ia mengakui harga bawang putih yang sempat langka dan mengakibatkan harga melonjak tinggi dalam 2 bulan terakhir, menjadi perhatian  Bapak Presiden Joko Widodo yang langsung menginstruksikan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk melakukan langkah-langkah taktis menjaga ketersediaan bawang putih dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.



"Akhirnya Kementerian Pertanian menerbitkan RIPH bawang putih, Kementerian Perdagangan melakukan relaksasi Import Bawang Putih dan kami para importir yg tergabung dalam Pusbarindo melaksanakan impor kemudian langsung mendistribusikannya kepada para distributor di seluruh Indonesia," katanya.

Ia menjelaskan awang putih termasuk produk-produk pangan lain yang berkaitan dengan izin impor, ketika harganya naik, maka perlu waktu lama untuk menurunkan dan menstabilkan harganya.

Menurutnya akibat masalah penerbitan rekomendasi dari Kementerian Pertanian dan izin dari Kementerian Perdagangan sangat menentukan.

"Negara kita adalah negara kepulauan. Untuk mendistribusikan logistik hingga ke seluruh wilayah di Indonesia dalam waktu singkat tidaklah mudah karena bergantung pada transportasi kapal laut.  Pada saat mencapai pelabuhan pun masih perlu diteruskan dengan transportasi darat hingga ke kota-kota di Kabupaten, Kecamatan pada masing-masing pulau.

Apalagi pada masa pandemi covid-19 ini, jangka waktu pendistribusian semakin lama karena adanya pembatasan orang-orang yang berpergian dengan transportasi umum seperti kapal laut.

"Perlu waktu untuk menghabiskan stok dengan pembelian harga lama ditingkat pengecer (retailer)," katanya.

Selain itu, situasi pandemi covid-19 mempengaruhi kecepatan delivery bawang putih oleh eksportir2 bawang putih dari China ke Indonesia, jelas menjadi lebih lama.

"Masalah lain yang saat ini harus dicarikan solusinya adalah kesulitan para petani bawang putih, khususnya di Temanggung, dalam memasarkan hasil panen yang diperuntukkan sebagai benih bawang putih lokal," katanya.

Permentan no. 39 mengatur soal Wajib Tanam bagi seluruh importir yang telah melakukan importase selama masa relaksasi sampai dengan tanggal 31 Mei 2020.

Pada Maret 2020. Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengatakan jumlah volume Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) bawang putih yang telah diterbitkan Kementan sebanyak 450 ribu ton. Ada 54 importir yang telah mendapat RIPH bawang putih.

Menurutnya, kebutuhan nasional bawang putih diperkirakan 47.000-48.000 ton per bulan. "Dengan kebutuhan bawang putih sebulan antara 47-48 ribu ton, kalau bisa direalisasikan impornya maka cukup untuk pemenuhan sampai dengan akhir tahun," katanya.


[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya

Mendag Mana! Impor Bebas, Harga Bawang Putih Masih Selangit


(hoi/hoi)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading