China Tawarkan Proyek Infrastruktur di Ibu Kota Baru

CNN Indonesia
Rabu, 20 Mei 2020 09:56 WIB
Sejumlah anak bermain di kawasan yang masuk ke dalam wilayah ibu kota negara baru di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu (31/8/2019). Warga mengaku sangat mendukung pemindahan ibu kota negara ke wilayah mereka karena  dapat memajukan daerah serta perekonomian mereka. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
BUMN China Gezhouba menawarkan investasi proyek infrastruktur dan energi untuk pembangunan ibu kota baru RI di Kalimantan Timur. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay).
Jakarta, CNN Indonesia -- China menawarkan investasi berupa proyek infrastruktur untuk pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur, termasuk kerja sama lain di bidang energi. Tawaran itu disampaikan di tengah pandemi virus corona melalui Kedutaan Besar RI di Beijing.

Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun mengaku bertemu Wakil Presiden China Gezhouba Group International Engineering Co Ltd Hu Peng. Gezhouba ialah perusahaan negara atau BUMN China yang telah mengerjakan 12 proyek pembangunan di Indonesia.

Gezhouba, kata Djauhari, membangun di Indonesia sejak 2006 silam lewat proyek-proyek pembangkit listrik di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Barat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gezhouba menjadi salah satu perusahaan China yang berminat investasi dalam pembangunan ibu kota negara (IKN), dan kerja sama lain bidang infrastruktur dan energi," ujarnya, mengutip Antara, Rabu (20/5).

Tidak hanya itu, Djauhari yang sebelumnya menerima delegasi Pemerintah Kota Chengdu, Provinsi Sichuan, yang dipimpin Wakil Wali Kota Niu Qingbao membahas mengenai rencana peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua pihak pasca covid-19.

ADVERTISEMENT

Salah satunya melalui pembukaan jalur penerbangan langsung antara Indonesia-Chengdu.

"Kami juga menerima proposal kerja sama bidang Intelligent Transportation System untuk pembangunan infrastruktur dan jalan raya di Indonesia, serta bidang telekomunikasi dalam bentuk penyimpanan energi baterai," kata Djauhari.

Situasi di China saat ini belum sepenuhnya pulih dari pandemi corona. China masih memantau ketat seluruh warga setempat maupun warga negara asing sebagai upaya mencegah munculnya gelombang kedua.

Dalam situasi yang disebut the new normal itu, China mengedepankan aspek peningkatan ekonomi digital.

"Hal ini diharapkan juga dapat lebih memperkuat kerja sama bilateral berbagai bidang antara Indonesia-Tiongkok yang pada 2020 memasuki usia 70 tahun," tandas mantan Dubes RI untuk Rusia.

[Gambas:Video CNN]

(bir/agt)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER