Unduh Aplikasi QuBisa
15 point

Standar Gaya Hidup Menjadi Faktor Pembentuk Terjadinya Perilaku Body Shaming

2.2k views · 5 January, 2022

Share
Gita Ayu Puspita, M.Psi, Psikolog

Gita Ayu Puspita, M.Psi, Psikolog

Adanya standar “ideal” yang diciptakan oleh lingkungan sosial membentuk terjadinya body shaming, salah satunya berkaitan dengan standar gaya hidup.

Gaya hidup seseorang memang berbeda-beda, mulai dari gaya hidup tradisional dan serba alami, juga ada gaya hidup sehat yang fokus pada makanan dan minuman organik, serta bebas zat-zat tambahan berbahaya. Ada juga yang memiliki lifestyle junk food yang tidak peduli dengan kesehatan, serta makan minum apa pun yang ada di depan mereka tanpa mempedulikan sehat atau tidaknya.

Akibat Mengikuti Standar Gaya Hidup

Gaya hidup yang kurang sehat membuat bentuk fisik seseorang berbeda dan terlihat mencolok. Misalnya, terlihat lebih gemuk, kulitnya kusam dan berjerawat, rambut kusut dan tidak sehat, serta masih banyak lagi. Namun ada juga yang memang bawaan lahir, seperti warna kulit.

Karena penampilan fisiknya yang berbeda dan mencolok tersebut, kemudian adanya standar kecantikan atau ketampanan, akhirnya banyak orang yang tergoda untuk berkomentar negatif dan menyebabkan body shaming terkait kulit dan bentuk tubuh. 

Korban pun tergoda untuk meniru influencer panutannya membeli obat tertentu serta perawatan agar bisa mendapatkan tubuh ideal dan kulit yang bagus, yang mana pada akhirnya bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dengan diri sendiri.

Hal yang Tidak Perlu Dikomentari Saat Bertemu Orang Lain

Supaya bisa menghindari basa-basi yang tidak penting dan malah menjadi body shaming, sebaiknya Anda tahu tiga hal yang tidak boleh dikomentari saat bertemu dengan seseorang. Yaitu:

1. Berat Badan

Ini adalah hal yang paling krusial dan sensitif, apalagi di kalangan perempuan. Terserah apakah tubuhnya gemuk atau kurus sekali pun, baiknya Anda tak perlu repot-repot untuk mengomentarinya. Sebab Anda tidak tahu seperti apa kondisi orang tersebut. Tidak perlu memaksa orang gemuk untuk langsung diet, sebab bisa saja dia sudah berusaha keras untuk diet tetapi belum ada efeknya. Jangan juga memaksa orang kurus banyak makan, sebab ada orang yang malah muntah dan sakit ketika makan banyak.

Satu hal yang perlu Anda tahu, berilah saran dan sharing ilmu jika memang ditanyakan. Jangan menggurui dan langsung menyerang fisik seseorang dengan dalih hanya mengingatkan.

2. Kondisi Unik

Setiap orang dilahirkan dengan kondisi yang berbeda dan unik, hal itu juga yang membuatnya jadi terlihat spesial. Contohnya saja bulu di wajah yang lebat, memiliki tompel, rambut beruban di usia muda, bintik-bintik di muka, warna kulit dan masih banyak lagi. Keunikan tersebut diciptakan untuk membuatnya jadi lebih berbeda, dan membuatnya spesial.

Anda tidak perlu susah-susah mengomentari hal tersebut, anggap saja biasa seperti penampilan yang lain. Selama dia nyaman, dan tidak meminta saran cara untuk menghilangkannya, diam saja dan simpan komentar negatif Anda di dalam hati saja.

3. Jangan Hakimi Raut Wajah Seseorang

Jika dilihat dari pendapat Renee Engeln, yang merupakan Profesor Psikologi di Northwestern University dan juga seorang penulis buku best seller ‘Beauty Sick: How the Cultural Obsession with Appearance Hurts Girls and Women’, ternyata dengan menanyakan kondisi seseorang lewat tampilan wajahnya memang membuat Anda terkesan empati pada seseorang dan menunjukkan kepedulian.

Namun ternyata ini bernada menghakimi, apalagi jika Anda tidak mengenal orang tersebut. Bisa saja ia berwajah seperti lesu atau lelah karena tidak memakai kosmetik sehingga bare face-nya terlihat tidak sesegar biasa, walau kondisinya sebenarnya tidak apa-apa. 

Namun jika memang kondisinya sudah benar-benar serius, sangat pucat dan terlihat tidak fit (yang notabene gerak-geriknya pun berbeda dari orang sehat tanpa make-up), tentu diperbolehkan untuk bertanya kondisinya dan apakah ia membutuhkan bantuan atau tidak.

Kesimpulannya, body shaming bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Bahkan orang yang secara fisik terlihat sangat sempurna sekali pun selalu ada celah untuk dikomentari fisiknya secara negatif. Gaya hidup yang dijalankan mungkin berpengaruh, tetapi selama gaya hidup yang Anda jalani itu benar dan tidak menyakiti orang lain, maka tetaplah jalani gaya hidup Anda sebagaimana biasa dan tutup kuping saja.

Masih banyak materi-materi kesehatan yang bisa Anda pelajari melalui platform QuBisa. Tonton microlearning berikut ini untuk memaksimalkan gaya hidup sehat yang Anda rencanakan:

0Comments

no profile