Unduh Aplikasi QuBisa
15 point

Peran Media Menjadi Faktor Terbesar Pembentuk Terjadinya Perilaku Body Shaming

4.5k views · 5 January, 2022

Share
Gita Ayu Puspita, M.Psi, Psikolog

Gita Ayu Puspita, M.Psi, Psikolog

Seseorang bisa saja mengalami body shaming beberapa kali, baik itu disadari maupun tidak disadari. Bagi Anda yang belum tahu betul apa itu body shaming, yang disebut sebagai body shaming merupakan perilaku yang sama sekali tidak penting untuk dilakukan atau basa-basi yang akhirnya merugikan objek body shaming (korban).

Body shaming sudah ada sejak zaman dahulu, tetapi selama ini hanya sekitar korban dan pelaku saja. Komentar negatif tentang kondisi fisik seseorang itu tidak akan menyebar terlalu luas, dan tidak terlalu menyakitkan hati karena hanya satu atau dua orang saja yang mengatakannya.

Berbeda dengan saat ini, di mana body shaming semakin meluas karena adanya peran media. Media seharusnya menjadi tempat untuk mediasi dan menyalurkan komunikasi dengan berbagai tujuan.

Peran Media dalam Memicu Munculnya Tindakan Body Shaming

Media informasi yang semakin berkembang, terutama dengan hadirnya media sosial, justru membuat tindakan body shaming ikut mengalami perkembangan. Ada dua sisi yang berkembang pada perihal perundungan fisik yang satu ini, yang pertama adalah sisi negatifnya dan sisi positifnya.

Untuk perubahan sisi negatif, media berperan untuk membuat perilaku body shaming semakin berkembang luas. Ketika dulu hanya satu atau dua orang saja yang melakukan hal tersebut, maka dengan adanya media dan lebih cepat penyebarannya lewat media sosial, iklan-iklan di internet dan masih banyak lagi, maka semakin banyak pula orang yang ingin ikut mengomentari fisik seseorang karena munculnya standar baru terkait penampilan.

Contohnya, akun lelucon dan meme di Instagram mengunggah foto atau video nyentrik seseorang, kemudian para followers-nya tertarik untuk berkomentar. Menjadikan kondisi fisik atau kekurangan orang tersebut sebagai lelucon dan tanpa mereka sadari mereka telah menyakiti hati orang tersebut dengan dalih bercanda.

Dalam sisi positifnya, semakin banyak kampanye tentang penolakan body shaming. Sekarang makin banyak orang yang menyadari bahwa basa-basi mengomentari fisik seseorang itu tidak baik. Sesuatu yang tidak berguna dan menyakiti hati. 

Body Shaming Merugikan Kedua Belah Pihak

Komentar berkonotasi negatif yang ditujukan pada kondisi fisik seseorang itu tidak berguna untuk kedua belah pihak, baik pelaku maupun korban. Pelaku yang berkomentar terus menerus mengenai bentuk fisik dari seseorang, tidak akan terlihat lebih baik di mata orang lain, tidak akan terlihat lebih hebat dan tidak membuat kita terlihat lebih terhormat. Yang ada malah membuat si pelaku terlihat lebih kerdil, berpikiran sempit dan tidak menerima perbedaan dengan bijaksana. 

Bagi korbannya itu sendiri, ketika mendengar bentuk fisiknya dikomentari oleh orang lain tanpa dia minta, maka hanya akan membuat dirinya insecure dan merasa minder. Banyak yang akhirnya benar-benar jatuh mentalnya dan tidak mau bersosialisasi lagi karena khawatir dengan kondisi fisiknya yang sering disoroti orang lain. 

Akhirnya, korban pun jadi menyalahkan diri sendiri dan mengingkari kebaikan Tuhan yang memberikan kondisi fisik tersebut padanya. Padahal Tuhan telah menciptakan kondisi fisik seseorang sebaik-baiknya bentuk dan tugas kita adalah mensyukuri serta mencari hikmahnya.

Jika ingin menegur memang sangat diperbolehkan, tetapi jangan sampai menggunakan cara yang menyakitkan walau berdalih bercanda sekali pun. Sebab bagaimanapun bentuknya body shaming itu tidak diperbolehkan, apalagi di media yang sifatnya umum dan bisa dilihat oleh banyak orang. Lebih baik ingatkan secara pribadi dan lakukan secara perlahan dengan cara yang paling baik. 

Jika dikatakan dengan cara yang halus, dan juga secara pribadi, maka lebih mudah untuk menerima kritik dan saran tersebut tanpa melukai hati.

Selain tentang body shaming, Anda juga bisa mempelajari materi kesehatan maupun psikologi untuk membantu Anda menjalankan gaya hidup sehat dengan mengikuti berbagai kursus online di platform QuBisa:

0Comments

no profile