Mengenal Kids Zaman Now Melalui My Generation

Di media sosial, seperti di Facebook, Twitter, dan Instagram beberapa minggu terakhir ini dipenuhi dengan postingan mengenai film My Generation. Di timeline media sosial saya pun begitu hingga cukup banyak teman saya yang mengirim pesan di inbox maupun Whatsapp. Beberapa di antaranya hanya bertanya, dan tidak lagi bertanya begitu saya memberi jawaban. Di saat yang sama, ada pula yang langsung men-judge begini: “Kok kamu promosiin film My Generation itu sih? Itu kan film tentang pergaulan bebas remaja. Kamu nggak takut anak kamu bakal meniru film itu? Kids zaman now gini lho, Mbak, ntar repot sendiri kamu kalau anakmu sampai meniru.

Mengenal Kids Zaman Now Melalui My Generation
Mengenal Kids Zaman Now Melalui My Generation

Amit-amit jabang bayi aja sih ya kalau anak bujang saya sampai meniru. Tetapi di sisi lain, ada harapan besar dengan adanya film My Generation ini untuk mempelajari apa sih sesungguhnya yang diinginkan anak? Adakah sesuatu dalam film ini yang bisa menjadi “penghubung” antara orangtua dengan anak, seperti pelajaran mengenai komunikasi antara orangtua dan anak, upaya untuk saling memahami dan mengerti, juga mengenali karakter anak, termasuk karakter teman-teman dekatnya. Apakah semudah ini dalam penerapannya di kehidupan nyata? Tunggu dulu, sebelum mengambil kesimpulan ini dan itu, mending baca dulu ulasan saya kali ini ya.

“Tak dipungkiri bergesernya gaya hidup modern di era digital melahirkan generasi milenial dengan karakter-karakter yang unik. Permasalahan yang dihadapi oleh generasi ini cukup kompleks dan menarik untuk diangkat. Di film “My Generation” inilah saya ingin memberi realitas lebih dekat tentang kehidupan generasi milenial sehingga dapat menjadi catatan penting dalam mengetahui karakter mereka yang sesungguhnya,” kata Upi, Sutradara Film My Generation.

Kids Zaman Now vs My Generation

1. Kecil-kecil Sudah Pacaran

Ayo, ingat-ingat kembali. Kita mengenal dan dekat dengan lawan jenis usia berapa? Masalah masih kecil udah pacaran ini sebenarnya bukan hal yang baru. Di tahun 1990, atau jauh sebelum itu, generasi di masa itu yang masih duduk di bangku SMP pun udah tahu yang namanya pacaran. Jadi kalau ada yang beranggapan film My Generation mengajari anak-anak pacaran, saya sih menganggapnya terlalu berlebihan. Sebelum ada film ini, udah banyak kok remaja yang dekat dengan lawan jenisnya. Iya, kan?

Para Pemain My generation
Para Pemain My generation

Kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan? Bimbingan dan pendampingan orangtua sangat diperlukan anak. Tak bisa dipungkiri kalau zaman sekarang anak yang masih usia SD saja sudah mengenal istilah pacaran, atau malah ada anak SMP yang pacaran, bahkan sembunyi-sembunyi, karena takut dimarahi orangtuanya. Pacaran yang sembunyi-sembunyi ini nih yang berbahaya. Mending kita jalin saja komunikasi yang baik dengan anak dan berperanlah layaknya teman agar kita bisa tanya-tanya atau memberi nasihat kepada anak tanpa kesan menggurui.

2. Kebut-kebutan di Jalan Raya

Oow… ini nih yang paling banyak terjadi dan beberapa di antaranya malah menyebabkan kecelakaan hingga menelan korban jiwa. Sebagai orangtua jelas kita tidak ingin anak-anak kita berperilaku seperti ini. Tetapi faktanya, kita pasti pernah melihat anak kecil yang naik motor, malah ada yang boncengan sampai tiga. Dari mana anak-anak ini dapat motor? Kenapa mereka bisa naik motor? Di mana peran orangtua sampai anak bisa naik motor diusia semuda itu?

3. Pergaulan Bebas

Film My Generation dianggap sebagai film yang berisi mengenai pergaulan bebas remaja dan mendapatkan sentimen negatif dari kebanyakan orangtua. Pertanyaan saya, apakah pergaulan bebas baru ada di generasi milenial saat ini? Apakah masalah pergaulan bebas ini hanya menimpa kids zaman now saja? Faktanya, dari zaman orangtua saya sebenarnya sudah ada yang namanya pergaulan bebas, begitu pula di masa saya masih remaja, bukan hal aneh melihat teman-teman terjerumus dalam pergaulan bebas. Hanya saja dulu kan belum era media sosial sehingga hal seperti ini tidak terekspose secara luas. Beda dengan zaman sekarang di mana teknologi internet membuat berita apa pun bisa tersebar cepat dalam satu kedipan mata.

3 dari 4 Pemain Utama My Generation
3 dari 4 Pemain Utama My Generation

Masalah pergaulan bebas ini adalah masalah yang ada dari generasi ke generasi dan sebenarnya bisa diatasi. Cara mengatasi hal ini mungkin salah satunya bisa kita dapatkan dari film My Generation, yaitu bagaimana sih sebenarnya kehidupan para remaja? Mengapa mereka bisa sampai terjerumus dalam pergaulan yang tidak seharusnya? Apakah kalau anak bergaul dengan teman-teman yang buruk akan membuat anak serta merta menjadi buruk pula? Apa peran seorang sahabat dalam kehidupan anak? Kalau saya teruskan, masih banyak lagi nih pertanyaan-pertanyaan yang bisa saya tuliskan. Tetapi intinya, jawaban dari semua pertanyaan itulah yang seharusnya kita temukan untuk bisa mengenali kehidupan generasi kids zaman now saat ini dan membantu serta mendampingi mereka agar tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Hal terpenting lainnya, membantu anak memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang tidak serta menghindarikan mereka dari kemungkinan terjerumus dalam pergaulan yang kurang baik.

4. Mengenai Pilihan Passion Anak

Saya adalah produk dari orangtua yang sempat “ingin” saya menjadi sesuatu yang tidak saya inginkan. Sejak SD, saya sudah senang membaca dan menulis. Duduk di bangku SMP, saya sudah tahu apa yang saya inginkan dan itu tertuang dari berlembar-lembar buku tulis yang penuh cerita tulisan tangan saya. Saat lulus SMA, impian saya yang menyala-nyala untuk jadi penulis bagai tersiram air. Padam seketika. Orangtua menginginkan saya masuk teknik karena bagi mereka penulis itu layaknya seniman yang tidak jelas penghasilannya (memang sih, sekarang hal itu terbukti. Penulis tidak memiliki penghasilan tetap … hahaha). Hal yang saya sayangkan adalah andai orangtua mendukung saya sejak dini, mungkin saya bisa lebih dari saat ini, karena ilmu yang saya dapatkan sungguh-sungguh dari lembaga yang namanya sekolah dan universitas, bukan yang saya dapatkan secara otodidak dan bermodal nekat saja. Tetapi di saat yang sama saya juga sadar sih, bisa jadi memang jalan ini yang harus saya lalui terlebih dahulu makanya saya bisa seperti sekarang. Tapi pengalaman di masa lalu itu akhirnya mengubah pemikiran saya. Saat ini, saya berusaha untuk tidak menuntut anak saya menjadi sesuai keinginan saya. Saya ingin mendukungnya menjadi apa yang mereka inginkan. Semoga saja bisa terwujud deh.

Di film My Generation produksi IFI Sinema dengan sutradara kondang Upi, juga ada bagian yang menceritakan mengenai orangtua yang tidak mendukung pilihan passion anaknya. Miskomunikasi pun terjadi dan hubungan antara orangtua dan anak menjadi renggang. Apakah kita ingin kondisi begini juga kita alami? Tidak, kan? Lalu apa yang dilakukan anak dan orangtua untuk menyelesaikan masalah ini? Nah, inilah yang perlu kita cari tahu. Siapa tahu ini jadi salah satu referensi (dari ribuan referensi lain) yang bisa kita gunakan untuk mengenali anak-anak kita dan keinginan mereka, sekaligus mendukung mereka menjadi generasi kids zaman now yang sukses di kemudian hari.

Sinopsis My Generation

Film ini bisa dibilang sebagai penggambaran kids zaman now yang memang berasal dari generasi milenial. Ceritanya mengenai persahabatan 4 anak SMU, yaitu Konji, Zeke, Suki, dan Orly. Cerita diawali dengan masalah yang terjadi akibat video yang mereka buat menjadi viral. Video itu berisi protes mereka terhadap guru, sekolah dan orang tua. Akibatnya, mereka tidak mendapatkan izin untuk pergi liburan. Kerennya, batal liburan tidak membuat mereka mengutuki keadaan dan membuat orang-orang yang menghukum mereka puas.

Ya, liburan sekolah yang dikira akan terlewati begitu saja ternyata membawa mereka pada berbagai kejadian dan petualangan yang memberi pelajaran berharga sekaligus mengubah kehidupan mereka. Karakter keempat sahabat yang bertolak belakang ini juga menimbulkan berbagai konflik dan mereka harus berupaya sendiri untuk menyelesaikan masalah-masalah mereka. Bagaimana caranya? Yuk, nonton langsung saja ya tanggal 9 November 2017 nanti di bioskop yang ada di kota kita masing-masing. Masih lama? Aih itu sih sebentar lagi. Tapi biar tidak penasaran, intip saja dulu trailernya.

Karakter Pemain My Generation

Orly

Orly, cewek kritis, pintar, dan memiliki prinsip yang kuat. Ia sedang dalam masa pemberontakan mengenai kesetaraan gender dan hal-hal lain yang melabeli kaum perempuan, salah satunya mengenai keperawanan. Orly berusaha mendobrak dan menghancurkan label-label negatif yang sering diberikan kepada perempuan. Di luar itu, Orly bermasalah dengan ibunya yang single parent, yang sedang berpacaran dengan pria yang jauh lebih muda. Bagi Orly, gaya hidup sang ibu tidak sesuai dengan umurnya.

Orly My Generation
Orly My Generation

Suki

Suki, cewek paling cool di antara teman-temannya. Layaknya anak muda pada umumnya, Suki memiliki krisis percaya diri yang berusaha ia sembunyikan. Tetapi krisis kepercayaan dirinya itu malah semakin parah seiring dengan sikap orangtuanya yang selalu berpikiran negatif kepadanya.

Suki My Generation
Suki My Generation

Zeke

Zeke, cowok rebellious, tapi juga easy going. Ia sangat loyal kepada sahabat-sahabatnya. Di sisi lain, ia ternyata memendam masalah yang sangat besar dan menyimpan luka yang dalam di hatinya. Zeke merasa kedua orangtuanya tidak menginginkan keberadaannya sehingga tidak mencintainya. Untuk menyembuhkan luka di hatinya itulah Zeke berani mengkonfrontasi orangtuanya dan membuka pintu komunikasi yang selama ini terputus di antara mereka.

Zeke My Generation
Zeke My Generation

Konji

Konji, cowok polos dan naif yang tengah mengalami dilema masa pubertasnya. Ia merasa tertekan dengan aturan orangtuanya yang sangat kolot dan over protectif. Lalu ada satu peristiwa yang terjadi dan membuatnya shock. Akibat dari kejadian itu, Konji kehilangan kepercayaan kepada kedua orangtuanya dan membuatnya mempertanyakan moralitas orangtuanya yang sangat kontradiktif dengan semua peraturan yang mereka tuntut untuk Konji lakukan.

Konji My Generation
Konji My Generation

Mengenai IFI Sinema yang Memproduksi My Generation

Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, film My Generation diproduksi oleh IFI Sinema, dan akan ditayangkan pada 9 November 2017 mendatang. Dalam film ini, IFI Sinema menggandeng Upi sebagai sutradara film, sekaligus memperkenalkan 4 pemain baru yang karakter mereka menggambarkan kids zaman now atau generasi milenial pada saat ini. Keempat pemain baru itu: Bryan Langelo, Arya Vasco, Alexandra Kosasie, dan Lutesha. Selain keempat remaja tadi, My Generation juga menampilkan artis-artis papan atas Indonesia, seperti Surya Saputra, Tyo Pakusadewo, Ira Wibowo, Joko Anwar, Indah Kalalo, Karina Suwandhi, dan Aida Nurmala.

“Untuk film terbaru “My Generation” kami ingin mengangkat talent-talent fresh yang nantinya akan menjadi the next generation dalam industri film tanah air. Meskipun pemain baru, namun kami melihat ke-4 pemain utama di film bergenre remaja ini telah memiliki modal dasar yang cukup untuk diasah. Faktanya memang benar karena selama proses shooting yang telah berlangsung, ke-4 pemain muda belia ini telah menunjukkan kemampuan akting di luar dugaan, sesuai dengan karakter yang ingin kami bangun. Untuk itu, kami bangga dapat menemukan bakat-bakat baru di industri film dan berharap di tangan merekalah the rising star, nantinya film Indonesia semakin berbobot dan berkualitas pula akting para pemainnya.”- Adi Sumarjono, Produser IFI Sinema –

Ingin tahu lebih jauh mengenai kehidupan kids zaman now atau generasi milenial? Yuk kita nonton rame-rame My Generation tanggal 9 November 2017 nanti dan ambil berbagai pelajaran bermanfaatnya, bagi untuk para generasi milenial itu sendiri maupun bagi para orangtua yang ingin mengenal lebih dekat kehidupan dan perasaan, termasuk keinginan, anak-anaknya

Sedang mengikuti pelatihan prakerja untuk meningkatkan skill

About the author

Hobi saya dalam hal kepenulisan menjadikan saya ingin selalu berkarya. Menciptakan ruang blog monicaanggen.com ini bukanlah sesuatu hal yang kebetulan gais. Sit, Enjoy, and Starting Read.. ^_^

Tinggalkan komentar