Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Rusak, Pengendara Pun Serobot "Busway"

Kompas.com - 06/02/2015, 14:05 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jalan Raya Bekasi ke arah Klender, tepatnya di seberang Kantor Imigrasi, Cipinang, Jakarta Timur, rusak dan berlubang. Padahal, jalur ini merupakan jalur ramai yang dilintasi kendaraan.

Pantauan Kompas.com, Jumat (6/2/2015), kerusakan jalan ini terjadi sebelum halte bus transjakarta Imigrasi Jakarta Timur hingga 100 meter ke depan. Selain rusak berlubang, jalan tersebut juga dipenuhi oleh kerikil dan pasir.

Kendaraan, khususnya sepeda motor, cukup berbahaya bila melintasi jalur ini. Jika tidak hati-hati, roda kendaraan seperti akan tergelincir karena banyak kerikil dan pasir.

Kerusakan pada jalan ini juga berdampak bagi laju kecepatan kendaraan yang melintas. Pengemudi kendaraan dari arah Stasiun Jatinegara menuju ke arah Klender tampak bergerak lambat. Akibatnya, antrean kendaraan cukup panjang. Selain itu, kondisi jalan juga berdebu sehingga mengganggu udara di atas jalan.

Rusdi Budi (46), seorang tukang ojek yang mangkal di depan kantor Imigrasi, mengatakan, jalan rusak itu baru terjadi dua bulan belakangan. "Sudah dari awal pas musim hujan. Sebelumnya enggak begitu, jalannya masih mulus. Tapi sekarang sudah pada rusak," kata Rusdi, di pangkalan ojek sekitar lokasi itu, kepada Kompas.com, Jumat siang.

Menurut Rusdi, rusaknya jalan itu mengganggu para pengendara yang melintas. Akibat kerusakan jalan ini, pengendara kadang memilih menyerobot jalur bus transjakarta yang memang tidak rusak.

"Kan males lewat jalan rusak. Orang akhirnya masuk busway menghindari jalan rusak, tetapi di jalur busway malah ditilang polisi. Kemarin-kemarin polisi pada di sana banyak," ujar Rusdi.

Menurut dia, tidak seharusnya jalan ini rusak. Apalagi jalur ini cukup penting dan dilintasi pejabat pemerintah di Jakarta Timur. "Ini rusaknya ngelebihin jalan pantura. Kalau pantura kan jalan wajar dilewati lewat truk-truk gede, ini kan jalan kota," ujar Rusdi.

"Jalan ini juga dilalui jaksa dan pejabat kota. Kan ini jalur ke pengadilan sama ke wali kota (Jakarta Timur). Lewat mana lagi coba kalau bukan sini? Yang lain kan jauh," ujar Rusdi.

Dia berharap jalan itu dapat segera diperbaiki. "Ini sudah dibetulin sebenarnya, tapi rusak lagi. Harapannya diperbaiki lagi," ujar Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Megapolitan
Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: 'Don't Worry'

Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: "Don't Worry"

Megapolitan
DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Megapolitan
Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Megapolitan
Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Megapolitan
DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Megapolitan
Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Megapolitan
Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com