Tags

, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,


the untold stories

WebGIS Pemilu, the untold stories

Konon, satu dekade yang lalu, orang selalu ingat akan penyelenggaraan Pemilu dengan mendengar “inga… inga…“, iklan sosialisasi Pemilu yang sangat populer seiring dengan panasnya kebebasan berpolitik di negeri ini. Dan kini, tanpa (atau malah “sangat”) terasa Pemilu 2009 sudah diambang pintu. Tinggal sebulan lagi pesta “demokrasi” akan dilaksanakan di negeri yang mempunyai area luas membentang (lautnya) dengan ribuan pulaunya. Suatu “super-hajat” bagi kita semua, baik yang tergila-gila dengan ke-caleg-annya ataupun bagi yang menenteng ringan ke-golput-annya.

Pemilu 2009 adalah pemilu yang ke-6 bagi saya sejak saya mempunyai hak memilih, dan merupakan yang ke-… dalam penggunaan hak tersebut (rahasia, katanya…). Kali ini saya mencoba mengenang dua Pemilu terakhir, yaitu Pemilu 1999 dan Pemilu 2004, dari sisi keterlibatan sebagai “Pekerja Spasial“.

Panasnya saat Pemilu 1999

Peserta Pemilu 1999

Peserta Pemilu 1999, 48 Partai Politik

Inilah pemilu pertama pascaorba, yang diikuti oleh 48 partai politik. Pemilu yang dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1999, berlangsung sangat hingar bingar. Euforia kebebasan sangat dominan. Secara fisik (yang direkam dari indera pendengaran dan penglihatan) hal ini sangat terasa karena tempat kerja saya di Lab RSGIS BPPT terletak di Gedung 1 BPPT Lantai 20, di sisi Timur yang menghadap ke Jalan Thamrin. Sehingga setiap parade kampanye plus demonstrasi selalu dapat dinikmati dari jendela.

Mendekati hari Pemilu, Tim dari TISDA BPPT (Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam) bersama dengan mitra dari Jurusan Geografi Universitas Indonesia, Masyarakat Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN), ESRI South East Asia, dan Buana Katulistiwa (terkenal dengan sebutan “BK“, LSM spasial), serta didukung oleh Polling Center membentuk suatu inisiatif yang diberi nama GISER, The Geographic Information System for Election Reporting.

GISER menyajikan informasi hasil suara Pemilu dalam sajian peta dan dapat diakses melalui internet. Informasi yang disajikan dalam situs ini adalah untuk beberapa tujuan berikut:

  • Sebagai media penyajian geografis dari hasil Pemilihan Umum 1999.
  • Sebagai upaya penyadaran masyarakat untuk dapat menyadari bahwa perbedaan pendapat politik di berbagai wilayah adalah bagian dari kenyataan demokrasi bangsa Indonesia.
  • Sebagai upaya memperkenalkan manfaat teknologi Sistem Informasi Geografis.
  • Sebagai bentuk layanan masyarakat dari kalangan profesi Geografi dan GIS Indonesia dalam ikut menyukseskan Pemilu 1999.

Data yang ditampilkan dalam situs tersebut adalah data sekunder, yang didapat dari JOMC.

“Ketelitian data sangat tergantung dari sumbernya. Kelompok Kerja GIS Pemilu berusaha sebaik mungkin untuk memelihara ketelitian data tersebut sesuai aslinya.” demikian yang tertera dalam halaman “about” situs GISER.

Layanan situs ini ditempatkan di Geocities dan pada modus berbayar (Geocities adalah layanan situs web gratis –sekarang milik Yahoo– tetapi berkapasitas terbatas, sedangkan untuk keperluan yang lebih besar ditawarkan juga modus berbayar).

Dibentuklah tim kerja dengan fungsi masing-masing. Pembentukan grup ini antara lain adalah grup basisdata dan grup internet (juga ada grup pendukung teknis yang mengurusi administrasi dan akomodasi). GISER berlokasi di Hotel Hyatt Arya Duta (dulu masih lekat kata “Hyatt” disana), dekat Tugu Patung Tani, Jakarta Pusat. Di lokasi ini GISER bergabung dengan JOMC (Joint Operation Media Center). Sistem pelaporan JOMC berbeda dengan KPU, karena JOMC tidak meliput seluruh TPS (mohon koreksi kalo salah). Kalo gak salah JOMC hanya berusaha menampilkan data gambaran hasil secara umum saja secara cepat. Data yang telah diterima oleh JOMC pusat, dan telah dilakukan verifikasi oleh petugas, barulah diolah oleh tim basisdata GISER untuk kemudian ditampilkan dalam peta GIS.

Minimnya infrastruktur internet saat itu menyebabkan ada fase “manual” yang dilakukan oleh tim GISER, yaitu data yang telah siap dalam format GIS kemudian dijadikan “image” dan kemudian diunggah ke situs GISER. Langsung dari Arya Duta..? Gak bisa. Untuk itu “tim internet” membawa data (dalam disket) kemudian ke Gedung 1 BPPT, naik ke lantai 20, dan diunggahlah darisana.

Perjuangan “off-line” ini banyak sekali lucunya, untuk masuk gedung sekalipun selalu ada masalah, karena tidak selamanya pak Satpam gedung nongkrong di pintu Lobby yang selalu terkunci. Apalagi trauma dengan kerusuhan yang baru saja berlangsung di Ibukota. Tim internet, yang bekerja penuh waktu selama 24 jam, banyak mengalami hambatan saat akses ruang pada jam malam… (kasiaaan de lu… hehehe…, bisa tertawa setelah semua berlalu…)

Di Hotel Arya Duta, yang sangat mewah untuk ukuran para “pekerja spasial” yang terlibat ini, GISER punya satu kamar untuk istirahat. Maka menumpuklah segala macam personal yang selesai bertugas ataupun yang belum waktunya bertugas. Tentunya untuk menikmati “kemewahan” kamar hotel… hahaha… (Ohya, ada pertanyaan yg tersisa: siapakah yang me-loundry kaos kaki dan sarung tapi nggak ngaku…? hehehehe…)

Tampilan situs GISER

Tampilan situs GISER

Tim dari TISDA adalah gabungan personil dari Lab RSGIS, Lab SSTT (Sistem Survey Terestris Terpadu) dan Lab TISDALA (TISDA laut). Yang berkesempatan gabung saat itu adalah: Agus Wibowo, Agustan, Andi Rahmadi, B. Realino, Eko Triarso, Guy Adamsyah Adi, Hari Tribudianto, Hartanto Sanjaya, Heri Sadmono, Imam Kasturi, Iwan Gunawan, Khairul Amri, Laju Gandarum, Syamsul B. Agus, Suryanto, Sulfaiza S. Rochman, Swasetyo Yulianto, Udrekh, dan unforgetable Wawan Saliawan.

Sedangkan rekan-rekan dari Buana Katulistiwa antara lain adalah: Taqyuddin, Bambang Sutikno, Triagus Prayitno, Agustiar Hamdani, Kiki Taufiq, Darsono, Toni Kriatiastomo. Dari Gografi UI antara lain: Utami Handayani, Rizal Jauhardin, Arief Sudiano, Topik Hidayat, Triarko Nurlambang, dan dari ESRI ada Canserina J. Kurnia, dan I Ketut Tissahadi.

Tim basisdata dan tim internet bekerja penuh 24 jam, tentunya dibagi grup dan bergantian waktunya. Akomodasi dalam bentuk makanan yang “harus cepat dan kenyang” menyebabkan kamar hotel nan mewah berganti aroma menjadi “bau nasi goreng”… ini karena beli bungkus di luar hotel dan makannya di dalam kamar, sambil ngadem dan nonton film di TV, gak mau rugi katanya… (seru poll…, noraknya… hehehe…).

Tapi semua kerjakeras itu tentunya bisa membantu publik dalam melihat sajian hasil Pemilu “dalam bentuk lain”, yaitu dalam peta dan ini terbukti besarnya antusias pengakses web GISER. Dalam hal statistik kunjungan web, sempat terlihat web GISER menduduki peringkat empat dari ribuan user yang ada di Geocities.

1999 berlalu dan kemudian datanglah Pemilu berikutnya yaitu Pemilu tahun 2004. Pemilu Tahun 2004 mempunyai rangkaian yang lebih panjang, karena Pemilu dilaksanakan beberapa tahap, pertama adalah Pemilu Legislatif, dan beberapa bulan kemudian dilanjutkan dengan Pemilu Presiden Putaran-1, dan kemudian (lagi) Pemilu Presiden Putaran-2…

Capeee dee…

Pemilu 2004 pun berlangsung

Peserta Pemilu 2004

Peserta Pemilu 2004, 24 Partai Politik

Rangkaian kegiatan Pemilu kali ini diawali dengan Pemilu Legislatif pada tanggal 5 April 2004. Atas dukungan yang kuat dari Bu Chusnul Mar’iyah, salah satu anggota KPU yang membidangi TI di KPU, maka dimulailah persiapan membangun WebGIS untuk hasil dari Pemilu Legislatif ini. PTISDA menurunkan cimpreng-cimprengnya yaitu:

Tim Rancang Bangun Sistem: Izzat Farahidy, Hartanto Sanjaya, Swasetyo Yulianto, Laju Gandharum.

Tim Pendukung Teknis: Heri Sadmono, Rizky Amalia, Agustan, Suryanto, Lena Sumargana, Winarno GIS, Muhammad Nafis, Winarno RS.

Tim Sosialisasi: G. Fajar Suryono, Fauziah AlHasanah, Arief Darmawan, Lukijanto, Damayanti Sarodja, dan Wijayanto.

Sebagai pendukung teknis dari sisi pembangunan WebGIS, Tim PTISDA juga didukung oleh IFES (Yayasan Internasional untuk Sistem Pemilu, dari sini ada mas Adhy Aman dan mbak Intan Ritonga yang terlibat aktif), dan tentunya banyak sekali bantuan dari tim TI KPU, mas Fahmi dan teman-teman (makasih banyak ya mas-mas semua). Domain untuk layanan WebGIS ini dibuat khusus yaitu “webgis.kpu.go.id”, dan disediakan server khusus yang terpisah dari server utama KPU. Masalah security diatasi sepenuhnya oleh mas Fahmi dan kawan-kawan. Tim PTISDA khusyuk pada pembangunan WebGIS.

Tahap pertama ini yang dibangun adalah visualisasi hasil rekapitulasi manual yang telah ber-SK KPU. Map engine yang digunakan adalah DEMIS (demis.nl). Semua data GIS telah disiapkan oleh KPU, terutama data batas Daerah Pemilihan (Dapil). Untuk layout dan disain sepenuhnya oleh tim PTISDA. Kali ini pekerjaan dilakukan di Lab TISDA, Gedung 1 Lantai 20. Semua simulasi sistem diuji dengan detil, sebelum diinstal di server yang ada di KPU. Saat telah yakin bahwa semua berjalan dengan benar, maka Tim Rancang Bangun segera kontak mas Fahmi untuk mendapat ijin akses memasuki ruang server, di Gedung KPU. Instalasi tidak semudah yang diduga, diperlukan beberapa kali (dalam hitungan hari) untuk memantapkan sistem, sehinga aplikasi bisa berjalan stabil. Kerja di ruang server KPU adalah siksaan tersendiri, karena duingiiiiinn…! Sangat berbeda dengan Lab TISDA yang puanas banget karena relatif tertutup rapat tetapi AC (terpusat) sudah mati sejak jam 16… hehehe… Dinginnya di Lab TISDA adalah karena kipas angin plus mbuka jendela lebar-lebar sehingga udara dari Jalan Thamrin masuk, bercampur debu dan asap dari knalpot kendaraan tentunya hiks…

Keberhasilan menampilkan hasil Pemilu Legislatif menimbulkan tantangan baru. Dan itu datang dengan segera sesaat mendekati Pemilu Presiden. Kalau yang ditawarkan adalah membuat tampilan hasil, maka bukanlah tantangan yang besar lagi. Tapi yang datang adalah tawaran membuat WebGIS “live“, alias menampilkan hasil sesuai dengan proses masuknya suara… Wow..!

Tim Rancang Bangun tidak gentar. Ini adalah ujian besar. Dan disiapkanlah semua hal detil tentang ini. Sasarannya adalah Pemilu Presiden “babak final”, yaitu antara “kandidat biru” melawan “kandidat merah”. Kerjasama yang “ketat” dilakukan antara Tim PTISDA dengan Tim TI KPU, karena data yang akan ditampilkan adalah data “un-official” yang dihasilkan oleh perhitungan Tim IT KPU (hasil “official” adalah “hitung manual” dan ber-SK KPU). Banyak kesepakatan teknis yang dilakukan, karena kali ini akan menggabungkan dua sistem yang berbeda, yaitu sistem Tabel yang dipublikasi oleh tim TI KPU pada domain “TNP.kpu.go.id” dan sistem visual GIS pada domain “WEBGIS.kpu.go.id“.

Hari Pemilu Presiden Tahap-2 pada tanggal 20 September 2004 tiba. Pagi-pagi datang ke KPU, nunggu sebentar di halte depan KPU yang dijaga ketat petugas keamanan, sebelum kemudian masuk dengan mas Lajung. Segera ke ruang monitor, dan kembali memastikan semua sistem berjalan dengan benar. Service pada server sudah ok, dan pasokan data dari server TI pun ok. Hati berbunyi dag dig dug jerr…

Saat suara mulai masuk, tim TI KPU pun segera kontak. Mulailah peta yang tadinya hanya satu warna yaitu warna dasar, menjadi berubah dengan warna biru (saat suara yang masuk lebih besar “biru”) dan berwarna merah (saat suara yang masuk lebih besar “merah”). Demikian berganti-ganti untuk seluruh wilayah di Indonesia. Data TI KPU disajikan secara langsung di Hotel Borobudur Jakarta Pusat. Begitupula dengan data dari WebGIS, yang ditampilkan bergantian pada layar lebar. Mata seakan gak bisa berkedip dan terfokus ke monitor karena selalu cek apakah ada “kelainan” dibandingkan data yang masuk ke TNP.

Pagi itu saya, Laju dan Swas stand by di ruang monitor KPU, sementara Izzat stand by di Borobudur. Mulai hari itu juga Tim Sosialisasi yang dipimpin oleh mas Fajar bergantian jaga di Hotel Borobudur. Di ruang TNP di Hotel tersebut juga disediakan komputer khusus yang terkoneksi dengan internet dan hanya menampilkan WebGIS. Pengunjung dipandu oleh Tim Sosialisasi bagaimana melihat WebGIS dengan benar dan sesuai dengan informasi yang diinginkan.

(Gambar-gambar saat acara berlangsung sedang saya cari dari harddisk)

Sementara semua lancar…. sampai suatu ketika ada pemberitahuan dari tim TI KPU bahwa ada “kejanggalan” hasil di WebGIS. Segera periksa, dan terselesaikan dengan segera… fuihhh… Inilah rasanya menjadi “perhatian dunia” dan harus berbuat yang “tidak boleh salah”. Tekanan mental luar biasa. Dan alhamdulillah hari pertama sudah dilewati. Saya, Laju dan Swas selalu bergantian menjaga, sementara Izzat selalu bolakbalik KPU – Borobudur untuk koordinasi.

Hari-hari berikutnya ketegangan tidak berkurang, karena suara yang masuk ke TI KPU semakin banyak dan sebarannya semakin merata. Syukurlah tidak ada masalah lagi, dan sistem berjalan dengan stabil. Hits yang terjadi luar biasa, dan engine dapat mengatasinya dengan baik.

(rekaman statistik sedang dicari, kalo ketemu akan saya sajikan juga di halaman ini)

Inilah kiprah WebGIS, yang saya tahu, pertama kali digunakan di dunia oleh badan resmi pemerintah dalam menyajikan hasil Pemilu secara langsung. Pada tahun yang sama, Amerika juga melakukan Pemilu dan yang ditampilkan hanyalah peta sebaran, bukan berupa WebGIS. Apa perbedaanya..? Jelas jauh sekali, jika dengan WebGIS kita bisa bermain dengan “layer” dan mengetahui keterangan tiap layer yang ada, bisa dilakukan pengendalian visual (zoom-in, zoom-out, panning, dll). Dan kita bisa mengetahui tabel perolehan suara dengan detil per satuan unit yang ada (per daerah Pemilihan atau per batas administrasi).

Presiden sudah terpilih dan KPU kemudian meminta mengubah semua data pada basisdata (yang berbasis data dari TI KPU) menjadi data yang telah dihitung manual dan berkekuatan hukum dari SK KPU. Tim WebGIS melakukan sesuai  permintaan dan kemudian menginstal/ mengupdate beberapa aplikasi sekaligus di server WebGIS KPU, yaitu

  • Hasil Pemilu Legislatif (terdiri dari dua bagian: Konsentrasi Dukungan Partai Politik, dan Informasi hasil Berbasis Daerah Pemilihan),
  • Hasil Pemilu Presiden Putaran-1,
  • dan Hasil Pemilu Presiden Putaran-2.
WebGIS KPU

WebGIS KPU

Pada situs ini tertulis: “Untuk lebih memperkaya jenis informasi hasil Pemilu 2004 – baik pemilu legislatif maupun pemilihan presiden, maka Komisi Pemilihan Umum (KPU) bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan sebuah situs yang menyajikan informasi hasil Pemilu dengan menggunakan teknologi WebGIS yang berbasis internet dan memiliki dimensi spasial. Tujuan dari layanan WebGIS ini adalah mendukung sistem pelaporan pemilu yang sudah berjalan, yang berbasis Surat Keputusan KPU (versi rekapitulasi manual).”

Terdapat juga keterangan bahwa: “Semua informasi yang disajikan dalam WebGIS ini adalah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sampai dengan 10 November 2004.”

CD-ROM Hasil Pemilu Legislatif 2004 diluncurkan

CD-ROM Webgis Hasil Pemilu Legislatif 2004

CD-ROM Webgis Hasil Pemilu Legislatif 2004

Keterbatasan akses internet (dari beberapa aspek) menjadikan KPU “menantang” lagi agar informasi hasil dapat diakses tanpa internet tetapi tetap memerhatikan dan berbasis GIS. Untuk itu dibangunlah WebGIS yang dapat berjalan tanpa menggunakan akses internet. Tim PTISDA menurunkan cimprengnya yang terbagi menjadi dua tim yaitu Tim Rancang Bangun: Hartanto Sanjaya, Izzat Farahidy, Laju Gandharum, Swasetyo Yulianto; dan Tim Pendukung Teknis: Agus Acil, Dadan Gunawan, dan Winarno GIS. Dan alikasi yang terekam dalam CD-ROM siap produksi massal tepat pada 26 Desember 2004.

Aplikasi ini dibangun dengan menggunakan opensource Alov MAP yang berbasis pemrograman java. Dengan menggunakan Alov ini maka aplikasi dapat direkam pada CD-ROM dan dapat dijalankan secara “off-line” alias tidak memerlukan akses internet sama sekali. Semua data dan sistem telah terintegrasi dalam CD-ROM tersebut.

CD ROM ini diproduksi oleh KPU bekerja sama dengan IFES atas dukungan United Nations Development Programme (UNDP) dan United States Agency for International Development (USAID).

CD-ROM ini terdapat di Media Center KPU Pusat, dan juga dibagikan ke semua Pemda di Indonesia. Dalam paket CD-ROM ini terdapat juga Booklet yang berisi tentang Pembentukan Daerah Pemilihan (Dapil) pada Pemilu 2004, dan juga tentang Sumber Data dan Kebutuhan untuk menjalankan Sistem ini di komputer.

Hasil Pemilu Legislatif di Jatim dan Bali

Contoh Hasil Pemilu Legislatif di Jatim dan Bali

Apa sebenarnya yang dapat terlihat dari aplikasi ini..? Contohnya adalah seperti gambar diatas. Kolom kiri adalah hasil dari Partai Kebangkitan Bangsa di Jawa Timur dan Bali. Warna menunjukkan semakin merah (gelap) maka suara pun semakin besar. Terlihat bahwa distribusi utama PKB (untuk hasil DPRD Provinsi) adalah di daerah Jawa Timur terutama di “tapal kuda”. Sedangkan di Prov Bali suara PKB sangat kecil. Kondisi sebaliknya terjadi untuk PDIP di Provinsi Bali, dimana hasil untuk DPRD Provinsi sangat didominasi oleh PDIP dibandingkan perolehan partai tersebut di Jawa Timur.

Satu hal yang perlu diingat adalah hasil tersebut merupakan jumlah suara (atau kursi, tergantung pilihan yang dijalankan pada aplikasi), dan jangan “tertipu mata” dengan luas daerah dan jumlah penduduk. Pengetahuan tentang cara menentukan Daerah Pemilihan (Dapil) sangat diperlukan, dan hal ini tidaklah sulit. Dapat dipelajari melalui Booklet atau juga terdapat pada Aplikasi tersebut.

Versi CD-ROM ini juga bisa diakses melalui situs WebGIS NEOnet (sila klik disini). Mungkin akses akan sangat lambat mengingat aplikasi ini didisain untuk akses noninternet alias langsung menggunakan CD-ROM. Jika akan mengunduh aplikasi ini secara utuh (total besar file setelah di-zip sekitar 350 MB) dengan mengunduh lebih dulu file cara instalasi (sila klik disini). Harap diperhatikan masalah Kebutuhan Sistem Terendah, Hak Cipta, dan Kebenaran Data.

Itulah sedikit cerita tentang “Pekerja Spasial” dalam ikut serta memeriahkan hajat nasional. Banyak sekali cerita antik dalam tiap “episode”-nya, yang akan selalu diingat oleh para pelakunya.

Mohon maaf jika ada nama rekan seperjuangan yang tidak tersebutkan dalam cerita ini…

Bagaimana dengan Pemilu 2009..? Akankah WebGIS juga digunakan..?

: )